Tentang Rappo Indonesia
Rappo Indonesia merupakan bisnis sosial yang berfokus pada pemberdayaan perempuan, khususnya di kawasan pesisir dan prasejahtera, dalam upaya memerangi masalah sampah plastik dengan mengubahnya menjadi barang bernilai ekonomi melalui konsep green business. Ide ini muncul pada 20 Juni 2020, di tengah kondisi Kota Makassar yang menghadapi permasalahan serius terkait sampah plastik. Masalah tersebut belum menemukan solusi yang konkret, sehingga membutuhkan partisipasi dari berbagai pihak untuk ikut berperan serta.
Selain mengatasi masalah sampah plastik, Rappo Indonesia juga berfokus pada penyediaan akses pekerjaan bagi perempuan yang sangat terbatas, terutama di kawasan prasejahtera. Kondisi ini semakin memburuk dengan adanya pandemi Covid-19, yang menyebabkan banyak perempuan kehilangan sumber penghasilan mereka. Melalui Rappo Indonesia, diharapkan perempuan di kawasan pesisir dapat memperoleh kesempatan kerja yang layak dan terlibat dalam aktivitas yang memberikan dampak positif bagi lingkungan.
Rappo Indonesia menjalankan program-program yang melibatkan perempuan dalam proses pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang sampah plastik. Plastik yang berhasil didaur ulang diubah menjadi berbagai produk bernilai ekonomi seperti tas, dompet, dan barang-barang rumah tangga lainnya. Produk-produk ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki nilai jual tinggi yang dapat meningkatkan kesejahteraan perempuan yang terlibat dalam proses produksinya.
Dengan mengadopsi konsep green business, Rappo Indonesia berupaya menciptakan model bisnis yang berkelanjutan. Setiap produk yang dihasilkan tidak hanya memberikan nilai tambah bagi lingkungan tetapi juga mendukung keberlanjutan ekonomi perempuan. Partisipasi aktif perempuan dalam seluruh rantai produksi juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya pengelolaan sampah dan memberikan keterampilan yang dapat digunakan untuk menciptakan peluang ekonomi baru.
Rappo Indonesia percaya bahwa kontribusi positif bagi lingkungan dan pemberdayaan perempuan adalah dua hal yang saling berkaitan. Dengan melibatkan perempuan dalam aktivitas yang berdampak positif bagi lingkungan, Rappo Indonesia berupaya memberikan solusi konkret terhadap permasalahan sampah plastik sekaligus menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi perempuan di kawasan pesisir dan prasejahtera. Harapannya, inisiatif ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan dan pemberdayaan perempuan.
Rappo Impact Centre adalah rumah produksi sekaligus pusat pengembangan kapasitas perempuan yang dikelola oleh Rappo Indonesia. Tempat ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat produksi produk daur ulang, tetapi juga sebagai tempat pelatihan soft skill dan hard skill bagi perempuan. Terletak di Makassar, Sulawesi Selatan, dan Depok, Jawa Barat, Rappo Impact Centre menjadi tempat di mana perempuan dapat belajar dan mengembangkan berbagai keterampilan.
Di Rappo Impact Centre, perempuan diberikan pelatihan tentang cara mengolah sampah plastik menjadi produk bernilai ekonomi, seperti tas dan barang-barang rumah tangga lainnya. Selain keterampilan teknis, mereka juga diajarkan soft skill yang penting, seperti manajemen waktu, komunikasi, dan kewirausahaan. Pusat ini berfungsi sebagai wadah bagi komunitas perempuan untuk saling mendukung dan bertukar pengalaman.
Rappo Impact Centre bertujuan untuk memberdayakan perempuan, khususnya di kawasan pesisir dan prasejahtera, sehingga mereka dapat mandiri secara ekonomi dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Dengan menyediakan tempat belajar dan berkreasi, Rappo Indonesia berharap dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Nama Rappo diambil dari bahasa lokal Bugis-Makassar yang memiliki arti “buah”. Filosofi “buah” diyakini tepat menggambarkan semangat dan mimpi yang besar jika suatu saat usaha bersama-sama yang dilakukan melalui rappo akan memberikan buah yang manis utamanya dari segi dampak bagi lingkungan dan masyarakat yang diberdayakan didalamnya. Logo Rappo sendiri merupakan adopsi dari “huruf lontara” yang jika dibaca akan memberikan bunyi yang sama yakni “rap-po”.
Inspirasi penggunaan huruf lontara sendiri digunakan sebab memiliki cerita yang erat dengan nilai-nilai suku Bugis-Makassar yang banyak di Kota Makassar. Huruf lontara digunakan pada naskah La Galigo, karya sastra terpanjang di dunia. Lebih panjang daripada epik India, Mahabarata, dan Ramayana. La Galigo ditulis dalam format puisi bahasa Bugis kuno, berupa sajak bersuku lima, naskah La Galigo menceritakan kisah asal-usul manusia. Struktur isi La Galigo ialah bercerita tentang mitos penciptaan dunia dan penciptaan manusia atau asal-usul manusia pertama yang mendiami dunia.
Warna Logo Rappo berasal dari 2 unsur yakni kuning dan biru. Kuning sebagai representasi sampah plastik daur ulang namun juga dapat memberikan memberikan kesan optimis, energik, ramah dan bijaksana serta biru yang terinspirasi dari warna laut sebagai salah satu tujuan didirikan rappo yaitu mengurangi sampah plastik yang bermuara ke lautan namun disamping itu juga akan memberikan kesan percaya diri dan kestabilan sesuai dengan nilai yang dianut dari bisnis sosial ini.
Akmal Idrus
Founder & CEO
Akmal memiliki latar belakang pendidikan hukum lulusan dari Universitas Hasanuddin. 10 tahun lebih berkecimpung di dunia jurnalistik dan media, Akmal tertarik memulai usaha sosial sejak 2019 yang fokus pada isu lingkungan, pemberdayaan perempuan, dan pengentasan kemiskinan. Akmal aktif dalam pengembangan berbagai komunitas baik dalam skala regional maupun nasional.
Andi Nurul Ulum
COO
Berlatarbelakang hukum lingkungan dari Universitas Hasanuddin, Noe sapaan akrabnya, aktif dalam kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan, pemberdayaan perempuan, dan pengembangan skill anak muda Makassar. Berpengalaman bekerja dan mendapatkan pelatihan dari lembaga international.
Adriani Indriarto
Executive Partner
Memiliki latar belakang pendidikan akuntansi dari Universitas Islam Indonesia dan kewirausahaan serta inovasi dari Newcastle University, Inggris. Adriani lama bekerja sebagai konsultan advisory dan juga menjadi project manager di berbagai proyek yang berhubungan dengan kewirausahaan sosial dan UMKM.